SEMANGAT : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jendral TNI Gatot Nurmantyo memberikan stadium general (kuliah umum) dihadapan lebih dari 7000 mahasiswa UMM dan UIN Maulana Malik Ibrahim yang hadir di Hall Dome UMM, Senin (06/04).
‘Penguatan Mental Generasi Muda Dalam Menghadapi Proxy War Guna Memantapkan Keutuhan NKRI’ itulah tema stadium general yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin, (6/4).
Dihadapan lebih dari 7000 mahasiswa UMM dan UIN Maulana Malik
Ibrahim yang memenuhi Hall Dome UMM, Gatot menyampaikan, saat ini perang sudah mulai
beralih dari konvensional menjadi perang proxi atau proxy war. Perang proxi adalah sebuah konfrontasi antara dua
kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari
konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi resiko konflik
langsung yang beresiko pada kehancuran fatal.
Menurut Gatot, proxy war saat ini digunakan untuk
memperebutkan energi fosil yang semakin
hari semakin berkurang berkurang. “Proxy War berpeluang terjadi di masa yang
akan datang, yang mana di saat energi fosil akan habis dan digantikan dengan
bio energi, sasaran konflik mengarah pada sumber pangan dan energi," ujarnya
di acara yang juga dihadiri oleh para pejabat UMM dan UIN Maulana Malik Ibrahim
serta para petinggi militer lainnya.
Gatot memprediksi pada tahun 2043 berdasarkan teori populasi
yang disampaikannya, jumlah penduduk dunia sudah tidak lagi ideal dengan jumlah
ketersedian pangan dan air yang ada di bumi. Oleh karenanya, Indonesia sebagai
negara ekuator atau negara yang terletak di dekat garis khatulistiwa,
menjadikan republik dengan segala kekayaan sumber daya alam dan energinyanya ini
sasaran bagi negara non ekuator untuk melancarkan proxy war.
“Negara musuh akan membiayai semua kebutuhan yang diperlukan
oleh non state actors yang bisa berwujud LSM, Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan dengan imbalan mereka mau melakukan segala sesuatu yang
diinginkan penyandang dana untuk memecah belah kekuatan negara yang menjadi
sasaranya,” paparnya.
Pada kesempatan itu Gatot juga mengajak berdiskusi para
mahasiswa tentang berbagai ancaman dari segala aspek yang akan dilakukan oleh
negara-negara non-ekuator untuk mendapatkan energi fosil, sumber pangan dan air. Hasilnya adalah negara-negara tersebut akan melakukan ;
- Investasi besar-besaran ke
Indonesia, mengeksploitasi sumber daya alamnya dan menjadikan Indonesia sebagai pasar
untuk menjual produk-produk negara non-ekuator
- Menghancurkan generasi
muda indonesia melalui berbagai budaya negatif, konsumtif, judi online,
dan sex bebas.
- Menguasai pembuat
kebijakan strategis, baik dari lingkungan eksekutif, yudikatif maupun
legislatif melalui suap dan kolusi. Hal ini bertujuan agar dapat
mengendalikan dan menggiring setiap keputusan hukum dan politik strategis Indonesia
sesuai kepentingan negara musuh.
- Membeli dan menguasai
media massa Indonesia, baik cetak maupun elektronik. Hal ini dilakukan
dalam rangka menciptakan rekayasa sosial dan pembentukan opini publik,
serta menguasai alat komunikasi strategis seperti satelit sehingga dapat
memonitor dan menyadap segala percakapan pejabat Indonesia.
- Menyebarkan kampanye hitam
untuk menjatuhkan citra hasil komoditas Indonesia dimata dunia.
- Menciptakan kelompok-kelompok
teroris di Indonesia sehingga Indonesia dituduh dan dicap sebagai negara
teroris.
- Mencari dan menciptakan
calon pemimpin Indonesia sedini mungkin sehingga pada saatnya nanti bisa
dikendalikan dan berpihak untuk kepentingan negara asing.
- Menciptakan berbagai
konflik vertikal maupun horizontal untuk menguras perhatian dan
konsentrasi pemerintah Indonesia, sehingga program-program pembangunan
akan terbengkalai dan mudah dilemahkan di berbagai aspek kehidupan.
- Mengadu domba antar aparat
penegak hukum dan aparat keamanan sehingga terjadi kekacauan berskala
nasional yang mengguncan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan.
- Menjadikan Indonesia sebagai
pasar narkoba dan menghancurkan generasi muda lewat narkoba, sehingga
dalam jangka panjang Indonesia tidak memiliki generasi muda yang
berkualitas.
- Menciptakan euphoria berlebihan di lingkungan kampus sehingga mahasiswanya tidak melakukan proses belajar dan sebaliknya ketagihan pesta, demonstrasi dan berkelahi antar mahasiswa
Terjadinya pergeseran perang-perang tersebut, tentunya akan
mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gatot berharap, pemuda sebagai tulang punggung bangsa,
memiliki rasa tanggung jawab dan menjalankan kewajibannya untuk mempertahankan
kedaulatan negara yang akan mencapai periode emasnya pada tahun 2045 ini, salah satunya dengan memaknai arti dari ideologi Pancasila. “marilah
kita belajar hidup berdemokrasi yang lebih sehat, waras, bertanggung jawab, dan
bermartabat. Kuncinya, gunakan nurani, logika dan akal pikiran,” ucapnya .
(Bagas Suryo Adi/MMM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar