Jumat, 10 April 2015

Stadium General KASAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

SEMANGAT : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jendral TNI Gatot Nurmantyo memberikan stadium general (kuliah umum) dihadapan lebih dari 7000 mahasiswa UMM dan UIN Maulana Malik Ibrahim yang hadir di Hall Dome UMM, Senin (06/04).  

‘Penguatan Mental Generasi Muda Dalam Menghadapi Proxy War Guna Memantapkan Keutuhan NKRI’ itulah tema stadium general  yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin, (6/4).

Dihadapan lebih dari 7000 mahasiswa UMM dan UIN Maulana Malik Ibrahim yang memenuhi Hall Dome UMM, Gatot menyampaikan, saat ini perang sudah mulai beralih dari konvensional menjadi perang proxi atau proxy war. Perang proxi adalah sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi resiko konflik langsung yang beresiko pada kehancuran fatal.

Menurut Gatot, proxy war saat ini digunakan untuk memperebutkan energi fosil  yang semakin hari semakin berkurang berkurang. “Proxy War berpeluang terjadi di masa yang akan datang, yang mana di saat energi fosil akan habis dan digantikan dengan bio energi, sasaran konflik mengarah pada sumber pangan dan energi," ujarnya di acara yang juga dihadiri oleh para pejabat UMM dan UIN Maulana Malik Ibrahim serta para petinggi militer lainnya.

Gatot memprediksi pada tahun 2043 berdasarkan teori populasi yang disampaikannya, jumlah penduduk dunia sudah tidak lagi ideal dengan jumlah ketersedian pangan dan air yang ada di bumi. Oleh karenanya, Indonesia sebagai negara ekuator atau negara yang terletak di dekat garis khatulistiwa, menjadikan republik dengan segala kekayaan sumber daya alam dan energinyanya ini sasaran bagi negara non ekuator untuk melancarkan proxy war.

“Negara musuh akan membiayai semua kebutuhan yang diperlukan oleh non state actors yang bisa berwujud LSM, Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan dengan imbalan mereka mau melakukan segala sesuatu yang diinginkan penyandang dana untuk memecah belah kekuatan negara yang menjadi sasaranya,” paparnya.

Pada kesempatan itu Gatot juga mengajak berdiskusi para mahasiswa tentang berbagai ancaman dari segala aspek yang akan dilakukan oleh negara-negara non-ekuator untuk mendapatkan energi fosil, sumber pangan dan air. Hasilnya adalah negara-negara tersebut akan melakukan ;
  • Investasi besar-besaran ke Indonesia, mengeksploitasi sumber daya alamnya  dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk menjual produk-produk negara non-ekuator
  • Menghancurkan generasi muda indonesia melalui berbagai budaya negatif, konsumtif, judi online, dan sex bebas.
  • Menguasai pembuat kebijakan strategis, baik dari lingkungan eksekutif, yudikatif maupun legislatif melalui suap dan kolusi. Hal ini bertujuan agar dapat mengendalikan dan menggiring setiap keputusan hukum dan politik strategis Indonesia sesuai kepentingan negara musuh.
  • Membeli dan menguasai media massa Indonesia, baik cetak maupun elektronik. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan rekayasa sosial dan pembentukan opini publik, serta menguasai alat komunikasi strategis seperti satelit sehingga dapat memonitor dan menyadap segala percakapan pejabat Indonesia.
  • Menyebarkan kampanye hitam untuk menjatuhkan citra hasil komoditas Indonesia dimata dunia.
  • Menciptakan kelompok-kelompok teroris di Indonesia sehingga Indonesia dituduh dan dicap sebagai negara teroris.
  • Mencari dan menciptakan calon pemimpin Indonesia sedini mungkin sehingga pada saatnya nanti bisa dikendalikan dan berpihak untuk kepentingan negara asing.
  • Menciptakan berbagai konflik vertikal maupun horizontal untuk menguras perhatian dan konsentrasi pemerintah Indonesia, sehingga program-program pembangunan akan terbengkalai dan mudah dilemahkan di berbagai aspek kehidupan.
  • Mengadu domba antar aparat penegak hukum dan aparat keamanan sehingga terjadi kekacauan berskala nasional yang mengguncan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan.
  • Menjadikan Indonesia sebagai pasar narkoba dan menghancurkan generasi muda lewat narkoba, sehingga dalam jangka panjang Indonesia tidak memiliki generasi muda yang berkualitas.
  • Menciptakan euphoria berlebihan di lingkungan kampus sehingga mahasiswanya tidak melakukan proses belajar dan sebaliknya ketagihan pesta, demonstrasi dan berkelahi antar mahasiswa
Terjadinya pergeseran perang-perang tersebut, tentunya akan mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gatot  berharap, pemuda sebagai tulang punggung bangsa, memiliki rasa tanggung jawab dan menjalankan kewajibannya untuk mempertahankan kedaulatan negara yang akan mencapai periode emasnya pada tahun 2045 ini, salah satunya dengan memaknai arti dari ideologi Pancasila. “marilah kita belajar hidup berdemokrasi yang lebih sehat, waras, bertanggung jawab, dan bermartabat. Kuncinya, gunakan nurani, logika dan akal pikiran,” ucapnya . (Bagas Suryo Adi/MMM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar